Dilema Kenaikan Tarif PDAM Tirta Raja OKU, Antara Perbaikan Kualitas dan Tuntutan Masyarakat.

Artikel719 Dilihat
banner 468x60
Penulis : Azwar Aripin
(Tokoh Muda & Pengamat Sosial OKU)

Kebijakan kenaikan tarif PDAM Tirta Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) kembali menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat. Di satu sisi, manajemen PDAM menegaskan bahwa kenaikan tarif merupakan kebutuhan mendesak untuk menopang biaya operasional, perawatan jaringan pipa yang sudah berusia puluhan tahun, serta peningkatan kualitas layanan air bersih. Namun di sisi lain, masyarakat merasa terbebani, terutama ketika kualitas layanan yang ada saat ini masih menyisakan banyak keluhan.

Fakta di lapangan menunjukkan Walaupun sudah banyak yang mengakui bahwa PDAM Tirta Raja banyak melakukan perbaikan dan perubahan kualitas serta layanan akan tetapi masih ada sebagian pelanggan PDAM Tirta Raja masih menghadapi persoalan klasik: aliran air yang tidak lancar di jam-jam tertentu, kualitas air yang kadang keruh, hingga distribusi yang belum merata ke daerah-daerah pinggiran Baturaja dan kecamatan lain. Kondisi ini membuat masyarakat mempertanyakan urgensi kenaikan tarif, sementara pelayanan belum sepenuhnya memuaskan.

banner 336x280

Namun, perlu dipahami bahwa PDAM Tirta Raja juga berada dalam posisi sulit. Tanpa penyesuaian tarif, perusahaan kesulitan memperbaiki infrastruktur dan menambah jaringan. Dengan biaya operasional yang terus meningkat, PDAM terancam stagnan dan sulit berinovasi. Akibatnya, pelayanan justru akan semakin menurun. Inilah dilema besar yang kini dihadapi: menaikkan tarif berisiko memicu protes, tetapi menahan tarif berisiko menurunkan kualitas pelayanan dan sulit melakukan perbaikan.

Azwar Aripin / dok. pribadi

Untuk menjembatani kepentingan ini, ada beberapa langkah yang bisa menjadi solusi:
• Transparansi Penggunaan Dana
Masyarakat OKU perlu diyakinkan dengan laporan terbuka mengenai ke mana arah dana hasil kenaikan tarif digunakan. Apakah benar dialokasikan untuk perbaikan jaringan, peningkatan kualitas air, dan pengembangan layanan.
• Skema Bertahap dan Subsidi Silang
Kenaikan tarif sebaiknya dilakukan bertahap dan dengan sistem subsidi silang. Pelanggan rumah tangga kecil tetap dikenakan tarif terjangkau, sementara sektor usaha, industri, dan pelanggan besar diberi tarif lebih tinggi.
• Komunikasi dan Edukasi Publik
PDAM Tirta Raja harus lebih intens melakukan dialog dengan masyarakat, DPRD, serta tokoh-tokoh lokal. Dengan komunikasi yang baik, masyarakat akan lebih memahami bahwa kenaikan tarif adalah investasi jangka panjang untuk perbaikan layanan.

Walaupun kita harus jujur PDAM Tirta Raja sebenarnya sudah banyak melakukan Perbaikan bahkan menurut Keterang Direkturnya pada 2024 PDAM Tirta Raja Mendapat laba dan tidak merugi dan proses kebijakan kenaikan semua sudah sesuai dengan kajian mendalam dan sesuai Prosedur.

Pada akhirnya, dilema kenaikan tarif PDAM Tirta Raja OKU adalah persoalan mencari titik temu antara kebutuhan perusahaan daerah dan daya beli masyarakat. Jika dikelola dengan transparan, komunikatif, dan disertai perbaikan nyata, kenaikan tarif bukan sekadar beban, tetapi langkah penting menuju pelayanan air bersih yang lebih baik dan berkeadilan di Kabupaten OKU. Mari kita terus Bersama Sayangi OKU karena OKU Rumah Besar kita Semua.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed